PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TEHNIQUE (SEFT) DAN SUPPORTIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT STRES PASIEN KANKER SERVIKS

Sri Maryatun(1Mail),
(1) Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Indonesia

Mail Corresponding Author



Full Text:    Language : id
Submitted : 2020-02-12
Published : 2020-05-15

Abstract


Kanker serviks saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita yang mengancam kehidupan. Penderita  kanker serviks dihadapkan pada masalah fisik dan psikologis. Masalah fisik seperti nyeri, kehilangan berat badan, kehilangan minat seksual, menopause dini, kelelahan, kesulitan tidur, dan neuropati perifer . Sedangkan masalah psikologis adalah stres ,marah, mengingkari, takut akan kematian, kecemasan, depresi, kesepian, isolasi, dan keputusasaan. Oleh karena itu masalah penanganan stres pada pasien kanker perlu mendapat perhatian khusus (Husni, 2012). World Cancer Declaration (2013) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari penanganan pasien kanker adalah mengurangi nyeri dan manajemen stres. Bentuk kombinasi  manajemen stres yang baik adalah menguatkan koping internal dan eksternal pasien.Koping internal pasien diberikan dengan terapi SEFT dan koping ekternal diberikan dengan dukungan orang lain melalui terapi supportive therapy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SEFT dan supportive therapy terhadap perubahan tingkat stres pada pasien kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 24 responden yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrument pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner tingkat stres yang di modifikasi dari DASS 42. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT pada kelompok intervensi (p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0,0561), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-value = 0,000).Rekomendasi penelitian diharapkan perawat dapat melaksanakan SEFT dilanjutkan supportive  therapy dalam pemberian asuhan keperawatan pasien paliatif untuk menurunkan tingkat stres pasien kanker serviks


Keywords


Kanker Serviks, Stres, SEFT, Supportive Therapy

References


Group Therapy Primary Breast cancer Patient.Psucho-Onchology.Wiley Intervere

Darmawati. (2010). Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Idea Nursing Journal, 1(1), 9-14.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Sumsel. Diakses di http://dinkes.sumselprov.go.id/ pada 15 November 2017.

Everdingen et al (2014). Prevalence of pain in patients with cancer: a systematic review of the past 40 yeart. Journal of Oncology

Haryati, & Sitorus, R. (2015). Pengaruh Latihan Progressive Muscle Relaxation Terhadap Status Fungsional dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RS.dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Medula, 2(2), 167-177.

Hidayati & Subriah. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode Januari-Juni 2017. Makassar: Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar

Husni, M., Romadoni, S., & Rukiyati, D. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 2(2); 77-83.

Kartikodaru, P. C., Hartoyo, M., & Wulandari. (2015). Pengaruh Pemberian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Kemoterapi di SMC RS Telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kebidanan (JIKK), 1(1); 1-8.

Lane, J. R. (2009). The Neurochemistry of Countercoditioning: Acupressure Desensitization in Pychotherapy. Energy Psychology, 1(1); 31-44.

Lazuardi, N,. (2016). Pengaruh Intervensi Support Group Terhadap Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa. (Thesis). Program Studi Magister Keperawatan FK Universitas Diponegoro

Lubis, N. dan Hasimin, M. (2017). Dampak Intervensi kelompok kognitif behavioral therapy dan kelompok dukungan sosial dan sikap menghargai diri sendiri pada kalangan penderita kanker payudara. Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.

Mukharomah, K. I., & Cahyati, W. H. (2016). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Keterlambatan Diagnosis Penderita Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang. Public Health Perspective Journal, 1(1); 60-66

Prastiwi, T. F. (2012). Kualitas Hidup Penderita Kanker. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Rasmun. (2009). Stress Koping dan Adaptasi. Jakarta: CV. Sagung Seto

Sagita, S. (2013). Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan Pasien dengan Kanker Payudara Stadium Dini di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta Tahun 2012. (Artikel Ilmiah). Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Indonesia.

Yani, D. I. (2017). Pengalaman Pasien Kanker Serviks. Bandung: Rineka Cipt

Yunitri, N. (2012). Pengaruh Terapi Kelompok Support Group Ekspresif Terhadap Depresi dan Kemampuan Mengatasi Depresi Pada Pasien Kanker. Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac.id/file?file=

Wijayakusuma, M. H. (2005). Atasi Kanker dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspa S


Article Metrics

 Abstract Views : 890 times
 PDF Downloaded : 1006 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.